Chelsea FC Jawai Selatan (Anak Desa): 2012

Senin, 12 November 2012

BUDIDAYA KEDELAI PADA LAHAN PASANG SURUT

Naiknya harga kedelai akhir-akhir ini memuat peluang untuk membudidayakan kedelai menjadi sangat besar.  Indonesia tercatat masih mengimpor kedelai lebih dari 1 juta ton per tahun.  Ini tentu peluang yang sangat besar bagi kita untuk memenuhi kebutuhan kedelai dari dalam negeri, selain penghematan devisa juga mampu memberdayakan para petani kedelai.
Kedelai dapat dibudidayakan pada berbagai jenis lahan, antara lain lahan sawah berrigasi teknis, lahan tadah hujan, lahan kering tegalan maupun pada lahan pasang surut.  Pada saat ini sudah tersedia berbagai macam varietas kedelai unggul yang sesuai dengan karakteristik lahan di atas, bahkan pada saat ini sudah tersedia benih kedelai yang berumur genjah dan super genjah dengan produktivitas yang tinggi.  Kualitasnyapun tidak kalah dengan kedelai impor.
Lahan pasang surut banyak terdapat di Sumatra, Kalimantan maupun Papua.  Lahan pasang surut yang direkomendasikan dan potensial dipergunakan untuk lahan menanam kedelai adalah lahan pasang surut dengan tipologi lahan C dan D.   Pada lahan pasang surut kedelai biasanya ditanam setelah tanam padi.

Teknik Budidaya Udang Windu

  Udang Windu merupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia. Rasa udang windu yang manis dan berukuran besar membuat komoditas ini disukai oleh pasar Internasional. Kisaran harga Udang windu bisa mencapai 150 ribu per kilogram untuk isi 10-15 ekor Udang windu. Pemerintah telah meningkatkan target produksi Udang windu pada tahun 2010 mendatang menjadi 377.645 ton setelah tahun 2009 ditargetkan sebesar 123.100 ton (Sumber: Kompas 28/11/09). Ekspor Udang windu saat ini adalah Amerika Serikat, Jepang dan Uni Eropa. Seiring dengan Pola Konsumsi masyarakat dunia yang lebih menyukai makanan organik, maka hasil budi daya udang windu dengan pola pemeliharaan organik membuat udang windu memiliki peluang yang besar diterima pasar.

Persyaratan Budi Daya Udang Windu
Udang windu merupakan hewan yang cocok dipelihara pada lahan tambak di daerah sepanjang pinggir pantai dengan tekstur tanah liat atau tanah liat berpasir supaya dapat menahan air.Suhu air berkisar antara 26 sampai 30 derajat Celcius, salinitas 15-30 ppt. Selain itu lokasi tambak Udang windu diupayakan steril dari zat-zat kimia pencemar, termasuk bakteri coli yang sering dijumpai pada lokasi dekat WC. Maka diupayakan WC berada jauh dari areal tambak. Udang windu bebas zat kimia akan mudah diterima pasar eksport.

Minggu, 11 November 2012

Pantai Jawai Laut



Foto kenangan di kampung halaman bersama Sahabat ku 

Buku Pembelajaran Klimatoogi

Bagi teman-teman yang Belum mengenal Klimatologi, disini akan di jelaskan tentang dasar-dasar Klimatologi. Pelajaran yang pernah saya dapatkan di Bangku kuliah Universitas Tribhuwana Tungga Dewi Malang.Buat Bahan Bacaan, supaya tambah pinter,,he ^,^

Ambil Disini teman grats http://www.4shared.com/rar/oQ9xXWnI/Buku_Pelajaran_KLIMATOLOGI.html?

pass winrarnya : anakdesa